Tips Sebelum Membeli Solar Charge Controller
Berikut ini adalah tips dalam memilih produk solar charge controller.
Tips Membeli Solar Charge Controller
Untuk membeli solar charge controller yang harus diperhatikan adalah :
a).Tegangan 12/24 Volt DC, Jika sistem panel surya anda menggunakan sistem 12V maka anda sebaiknya menggunakan solar charge controlller 12V, dan jika sistem panel surya anda menggunakan sistem 24Volt maka sebaiknya anda menggunakan solar charge controller 24Volt
b).Kemampuan menghantarkan arus (dalam arus searah) dari solar charge controller. Misalnya 5 Ampere, 10 Ampere, 20 Ampere dsb dan
c).Full charge (pengisian baterai sampai baterai benar-benar penuh) dan low voltage cut (penghentian pensuplaian listrik ke beban karena baterai berada pada tegangan terendah).
Seperti yang telah disebutkan diatas solar charge controller yang baik biasanya mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya berhenti.
Cara deteksi adalah melalui monitor level tegangan tertentu, kemudian apabila level tegangan turun maka baterai akan diisi kembali.
Solar Charge Controller biasanya terdiri dari : 1 input (2 terminal) yang terhubung dengan output panel sel surya, 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan baterai/aki dan 1 output (2 terminal yang terhubung dengan beban). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena biasanya ada ‘diode protection’ yang hanya dilewati arus listrik DC dari panel sel surya ke baterai, bukan sebaliknya
Solar Charge controller yang ada dipasaran ada dua jenis Yaitu MPPT Controller dan PWM Controlller. Nanti deh dibahas lagi satu persatu karena untuk saat ini saya juga masih mengerjakan tugas lain dalam hal kerjaan saya sendiri yang lainnya. Semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda
Tips Membeli Solar Charge Controller
Untuk membeli solar charge controller yang harus diperhatikan adalah :
a).Tegangan 12/24 Volt DC, Jika sistem panel surya anda menggunakan sistem 12V maka anda sebaiknya menggunakan solar charge controlller 12V, dan jika sistem panel surya anda menggunakan sistem 24Volt maka sebaiknya anda menggunakan solar charge controller 24Volt
b).Kemampuan menghantarkan arus (dalam arus searah) dari solar charge controller. Misalnya 5 Ampere, 10 Ampere, 20 Ampere dsb dan
c).Full charge (pengisian baterai sampai baterai benar-benar penuh) dan low voltage cut (penghentian pensuplaian listrik ke beban karena baterai berada pada tegangan terendah).
Seperti yang telah disebutkan diatas solar charge controller yang baik biasanya mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya berhenti.
Cara deteksi adalah melalui monitor level tegangan tertentu, kemudian apabila level tegangan turun maka baterai akan diisi kembali.
Solar Charge Controller biasanya terdiri dari : 1 input (2 terminal) yang terhubung dengan output panel sel surya, 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan baterai/aki dan 1 output (2 terminal yang terhubung dengan beban). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena biasanya ada ‘diode protection’ yang hanya dilewati arus listrik DC dari panel sel surya ke baterai, bukan sebaliknya
Solar Charge controller yang ada dipasaran ada dua jenis Yaitu MPPT Controller dan PWM Controlller. Nanti deh dibahas lagi satu persatu karena untuk saat ini saya juga masih mengerjakan tugas lain dalam hal kerjaan saya sendiri yang lainnya. Semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda